BAGAIMANA REALITA TERCIPTA .RUMUS PENCIPTAAN AWAL SEGALA SESUATU


BAGAIMANA REALITA TERCIPTA

( Waktu, ruang, bentuk, sifat, bunyi, bau, cahaya warna, aksara, bilangan, rasa dam lainnya ).

Atas dasar iman yang diimani, bahwa Dia (Tuhan Sang Maha Pencipta) ada. Keberadaan-Nya tidak diawali dan tidak diakhiri. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Sebelum semuanya ada Dia sudah ada. Difahami Dia meliputi. 

Masih atas dasar iman, bahwa manusia adalah ciptaan sempurna sebagai ciptaan. Kuciptakan seperti rupaku.  Manusia adalah refleksi dari keberadaan-Ku. 
Dari apa yang diimani di atas, terbangun asumsi, bahwa apa yang bisa dilakukan Tuhan, juga bisa dilakukan oleh manusia dalam kapasitas yang berbeda. Dengan demikian mekanisme bagaimana Tuhan berbuat dapat dianalogikan sebagaimana mekanisme manusia berbuat (asumsi). 

Manusia hanya bisa melakukan tiga hal, berpikir, berbuat dan berucap. Berbuat dan atau berucap tentu oleh sebab pemikiran yaitu produk dari pikiran berpikir. Realita ini disubsitusikan kepada  asumsi bahwa Tuhan juga demikian. Sebelum berbuat dan atau berucap, Tuhan terlebih dahulu berpikir. 
Nah pikiran Tuhan inilah yang menjadikan realita hadir. Ketika Tuhan berpikir akan menciptakan alam semesta maka hadirlah atau terciptalah alam semesta melalui pikiran-Nya. Alam semesta beserta isi dan mekanisme kerjanya. 
Pikiran Tuhan dapat diasumsikan sebagai suara yang memerintah zat ketuhanan-Nya yang meliputi, tidak diawali dan tidak diakhiri. Tidak diperanakkan dan tidak beranak. 
Asumsi  coba mendalilkan bahwa oleh sebab hadirnya suara yang di fahami sebagai bunyi adalah energi yang berasal dari suara konsonan tunggal ( awal mula bunyi ) maka ia akan memiliki kecepatan dan kekuatan yang luar biasa. Gelombangnya bergerak secara universal sekaligus longitudinal. Keilmuan materiil menyepakati  hal itu, yang ditandai sebagai frekuensi. 
Pergerakan bunyi ini akan terjadi ketika ada waktu. Waktulah yang menjadikan sesuatu dapat bergerak.

Frekuensi memiliki gelombang yang bergerak konstan dalam bentuk sinusoidal, shawtoth, atau squere. Memiliki kecepatan rambat,  pajang gelombang, amplitudo dan lainnya. Oleh sebab pergerakan ini, maka sang zat yang meliputi berubah membentuk ruang, bentuk dan sifat 
Ruang  bentuk dan sifat ini terjadi oleh adanya waktu. Sebab oleh karena adanya waktu, maka bunyi dapat merambat.
Waktu, ruang, bentuk dan sifat tercipta. Oleh sebab ada pergerakan yang dahsyat maka hadir suara, bersamaan dengan ini hadir bau dan  cahaya.
Suara, bau dan cahaya hadir oleh sebab gesekan antara zat dan zat yang lain yang boleh jadi memiliki sifat yang sama atau tidak sama yang diakibatkan dari bunyi awal mula. Cahaya memiliki panjang gelombang dan kecepatan  (pernyataan keilmuan fisik) dan hal ini ditengarai sebagai warna. Diawali oleh warna merah, biru dan hijau.

Setelah waktu, ruang, bentuk dan sifat hadirlah cahaya, warna dan bau. 
Suara yang terbentuk oleh akibat bunyi tadi tidak lagi berasal dari bunyi tunggal. Ia sudah berbaur dengan suara yang lain maka terjadilah harmonisa suara. Berikutnya hadirlah nada yang kemudian diikuti dengan aksara. 
Pergerakan gelombang suara yang ditandai sebagai frekuensi bergerak secara konstan. Hal ini berikutnya ditandai dalam skala 9 digit yang berulang dan jadilah bilangan. Bilangan yang berikutnya menjadi standar alat ukur yang disepakati.

Demikianlah proses terciptanya realita. Dari bunyi hadir waktu, ruang, bentuk, sifat, bau, cahaya, warna, suara, nada, aksara dan bilangan, rasa bersamaan dengan takdir.

Ini adalah pandangan, walau hari ini saya meyakini benar, belum tentu esok hari juga benar. Sebab pemilik kebenaran mutlak adalah Sang Maha Benar.

Inilah jalan masuk untuk memahami perangkat kerja manusia.

Tetap sehat dan bahagia saudaraku
 Khairuddin Lubis.
1 Agustus 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AJARAN TANTRA BHAIRAWA

SABDA PANDHITA

*KELAS MEDITASI TRANSMUTASI SEX UNTUK SPIRITUAL DAN MENARIK KEMAKMURAN*